Jumat, 09 Desember 2011

AS Sumbang Pusat Pelatihan Tentara Indonesia


                  Pemerintah Amerika Serikat mendukung upaya Indonesia dalam berperan aktif menjaga perdamaian dunia. Untuk itu, AS menggelontorkan dana hibah sebesar US$8 juta (Rp72,3 miliar) untuk Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia yang tengah dibangun di Sentul, Bogor.
"Hibah AS sebesar US$8 juta merupakan dana prakarsa operasi perdamaian Global Peace Operations Initiative (GPOI) untuk mendukung pembangunan fasilitas barak dan peralatan operasi lainnya di Indonesian Peace and Security Center," kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel, di Jakarta, 22 November 2011.
Marciel mengatakan, dana tersebut termasuk ke dalam dana yang telah digelontorkan AS sejak tahun 2006 sebesar US$14,8 juta, untuk meningkatkan kapasitas penjagaan perdamaian Indonesia. Setelah selesai dibangun, Indonesian Peace and Security Center akan menjadi tempat pelatihan bagi para personel penjaga perdamaian Indonesia sebelum dikerahkan.
Pusat pelatihan yang sedang tahap pembangunan tersebut didirikan di tanah seluar 159 hektar. Rencananya fasilitas ini akan selesai dibangun pada tahun 2013, dan dapat mewadahi 1.500 prajurit sekaligus.
Sejak tahun 1957, Indonesia telah memasok lebih dari 24.000 personel penjaga perdamaian kepada Operasi Penjaga Perdamaian PBB. Saat ini, Indonesia mengirim 1.700 personel penjaga perdamaian di berbagai negara di dunia, di antaranya Lebanon, Kongo dan Haiti.
"AS dan Indonesia sama-sama memiliki komitmen yang kuat dalam operasi penjaga perdamaian dan stabilisasi pasca konflik .

Kebijakan Impor Beras di Indonesia


                        Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar masyarakatnya bertopang pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Akan tetapi, petani Indonesia bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka merupakan orang-orang yang masih miskin dan terpinggirkan. Mereka sering dirugikan oleh masalah kebijakan perberasan yang dilakukan oleh pemerintah. Belum lagi masalah sosial ekonomi lain yang mereka hadapi sebagai petani. Permasalahan beras dan petani menjadi sebuah ironi bagi Negeri ini. Sebuah ironi karena Negara ini merupakan Negara peghasil beras, akan tetapi melakukan impor beras dalam jumlah yang tidak sedikit. Pada umumnya sebagian masyarakat menganggap bahwa impor beras dipicu oleh produksi atau suplai beras dalam negeri yang tidak mencukupi. Akan tetapi, pada kenyataannya impor beras dilakukan ketika data statistik menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami surplus beras. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Angka Ramalan II (ARAM II) memperkirakan produksi padi pada tahun 2011 mencapai 68,06 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 2,4 persen dibandingkan tahun 2010. Jika dikonversi ke beras, artinya pada tahun ini produksi beras nasional sebesar 38,2 juta ton.[1] Apabila dibandingkan dengan konsumsi beras Indonesia sebanyak 34 juta ton per tahun, Indonesia sedang mengalami surplus beras sebanyak kurang lebih 4 juta ton beras. Jadi, mengapa pemerintah masih melakukan impor beras pada tahun ini ?

Upah Minimum Propinsi (UMP) 2011 Naik


                       Upah Minimum Propvinsi baru untuk tahun 2011 telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota/Daerah di setiap tingkat pemerintahan (Propinsi, Kabupaten/Kotamadya) dibantu oleh Dewan Pengupahan. Secara nasional, UMP tahun 2011 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8,69 persen dibandingkan UMP tahun 2010.
Kenaikan UMP ini telah disepakati oleh Dewan Pengupahan masing-masing daerah yang terdiri atas perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi.
Sebelumnya menetapkan UMP, Dewan Pengupahan juga telah melakukan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL), KHL sendiri mencakup kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, transportasi, rekreasi, hingga tabungan seorang pekerja setiap bulannya. Setelah melakukan survey, harga-harga tersebut dikalkukasi untuk melihat berapa kira-kira seorang pekerja menghabiskan uang setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Pergeseran ekonomi untungkan rupiah 2011

 Laju nilai tukar rupiah di 2011 diprediksikan menguat. Pergeseran ekonomi terbesar dunia dari AS ke China menjadi katalisnya. Fundamental ekonomi RI pun sangat mendukung.
Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi memperkirakan, hingga akhir 2011, nilai tukar rupiah berpeluang menguat ke level 8.500 per dolar AS. Salah satunya, didukung gejala baru di mana dolar AS tidak sekuat dulu. Hal ini dipicu terjadinya pergeseran ekonomi besar dari Barat (AS) ke Timur (China).
Pada 2020 ekonomi terbesar dunia adalah China sementara AS tergeser ke rangking dua. Di posisi ketiga adalah India , disusul Jepang , Brazil , Jerman, Perancis, Rusia dan Inggris. Indonesia menempati posisi 10 besar sehingga rupiah semakin kuat. “Pada 2030, RI masuk 5 besar dunia,” katanya.
Disisi lain, penguatan rupiah juga seiring derasnya arus dana asing (capital inflow). Pasalnya, fundamental ekonomi RI sangat bagus. Eric memperkirakan, inflasi full year 2011 berada di level moderat 6,5%. Angka ini seiring kenaikan harga pangan seperti beras, cabai dan bawang merah. “Kalaupun pembatasan BBM dilaksanakan, inflasi tidak akan jauh dari level itu,” paparnya.
Kuatnya fundamental ekonomi RI, juga bisa dilihat GDP (Gross Domestic Product). Eric memperkirakan, jika 2010 RI bisa tumbuh 6%, pada 2011 bisa mencapai 6,5%.
Penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari rate of return investasi RI yang menarik. Lihat saja, selisih BI rate di level 6,5% dengan Fed Fund Rate di angka 0-0,25%. “Begitu juga yield obligasi RI yang lebih tinggi dibandingkan US Treasury,” paparnya.
Sementara inflasi yang diperkiraan BI di level 6,5% terlalu pesimistis sehingga bisa memicu kenaikan BI rate disusul penguatan rupiah. Sebab, GDP RI sudah melampaui akselerasi GDP AS. “Disisi lain, konsumsi domestik RI semakin tumbuh di sektor manufaktur,” urai Albertus.
Banyaknya proyek infrastruktur juga akan meningkatkan inflasi. Karena itu, seiring investment grade, rupiah akan menguji level 8.650 jelang pertengahan 2011. Level ini merupakan terkuat sejak 18 Mei 2007 sebelum krisis moneter dan 12 Mei 2006.

Rupiah mata uang terkuat di asia


  Rupiah Indonesia telah menjadi salah satu pemain terbaik pada tahun 2011 ini,setelah
naik 5,2% terhadap USD berkisar di 8554. Dan diharapkan USD / IDR akan terus menguat mencapai 8300 di akhir tahun 2011. Terlepas dari pertumbuhan yang lebih tinggi dan perbedaan suku bunga vis-à-vis AS, mata uang Rupiah juga ditopang oleh laporan keuangan yang surplus dan arus masuk modal yang kuat. Serta peringkat hutang Indonesia yang bagus (di Ba1/BB+) dan diharapkan akan positif di akhir tahun 2012.
Sebagian besar ekonomi Indonesia didorong domestik dan datang melalui keuangan global
yang sedang dilanda krisis. Selama jangka menengah (3-5 tahun), Indonesia dipercaya berpotensi akan tumbuh sekitar 7% jika melanjutkan reformasi struktural. pertumbuhan akan didorong oleh konsumsi kelas menengah yang meningkat dan pendapatan naik,
perbaikan infrastruktur , dan meningkatnya volume ekspor serta harga sumber daya alam
Indonesia (misalnya batubara, kelapa sawit, dll
Faktor lain yang akan terus mendukung kepercayaan investor di Indonesia termasuk fakta bahwa keuangan pemerintah telah menguat tajam selama dekade terakhir. Hutang negara telah menurun dari 95 persen pada tahun 2000 menjadi 27 persen pada 2010. Selanjutnya, sektor keuangan juga dalam kondisi baik. Pada tahun 2010, menurut IMF, bank tetap baik dikapitalisasi dengan rasio kecukupan modal diperkirakan mencapai 19,3 persen dan NPL sebesar 3,2 persen. Kredit dalam negeri terhadap PDB di Indonesia juga merupakan salah satu terendah di Asia sekitar 30 persen.
Dengan kondisi yang sangat positif pada Indonesia selama jangka menengah yang diberikan faktor-faktor yang tercantum di atas. Maka
Rupiah saat ini merupakan mata uang terkuat di Asia dan bukan mustahil USD / IDR menuju ke arah 8300 bahkan bisa lebih rendah selama penanganan krisis hutang di Eropa buruk dan lamban.